Artikel

Berdayakan Perempuan Pesisir, DP5A Gandeng LPPM UM Surabaya

  • Di Publikasikan Pada: 28 Oct 2021
  • Oleh: Admin

Pemerintah kota Surabaya sangat concern dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui berbagai program yang menitikberatkan pada pemberdayaan ekonomi. Salah satunya adalah program Inkubasi Usaha Mandiri (IUM) yang saat ini sedang dirancang oleh pemerintah kota Surabaya melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) dengan menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin dan kelompok marginal melalui penyelenggaraan kegiatan fasilitas dan pendampingan inkubasi usaha mandiri diharapkan mampu meningkatan pandangan dan karakter kepengusahaan dasar, yang selanjutnya diharapkan dengan kegiatan tersebut mencapai suatu peningkatan pendapatan bagi keluarga yang pada akhirnya masyarakat menerima manfaatnya.

Di Kota Surabaya setidaknya ada 4 (empat) wilayah pesisir yang menjadi sasaran program kegiatan fasilitas dan pendampingan inkubasi usaha mandiri yakni kecamatan Kenjeran, Sukolilo, Bulak, dan Mulyorejo. Bersama LPPM Universitas Muhammadiyah Surabaya, DP5A pemerintah kota Surabaya berencana memberdayakan ekonomi para perempuan dalam kategori keluarga miskin, di dua kecamatan yakni Bulak dan Mulyorejo. Sasaran dalam kegiatan ini kurang lebih 205 perempuan (tenant), yang sudah terseleksi dan terdata serta berada di dua wilayah kecamatan ini. Jangka waktu pelaksanaan selama 6 bulan, dimulai bulan Februari 2019 sampai September 2019.

Dalam pengarahan di acara Training Of Trainer (TOT) surveyor dan pendamping yang dilaksanakan di Ruang Rapat FKIP, lantai 3 Gedung At Tauhid Tower Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jum’at (15/2), kepala LPPM Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dr. Sudjinah, M.Pd. mengharapkan, 15 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya yang bertindak sebagai surveyor,  harus memiliki mental yang kuat untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi masyarakat (perempuan) yang menjadi sasaran dalam pemberdayaan ini. Sebab, di lapangan, mahasiswa dipastikan akan menghadapi kendala-kendala terkait keterbukaan dan karakter masyarakat. Selain dihadiri mahasiswa, kegiatan TOT ini juga di ikuti oleh 6 pendamping dari DP5A serta tim LPPM.

Ketua tim program Inkubasi Usaha Mandiri (IUM) dari DP5A pemerintah kota Surabaya, Ir. Manis Indah Riana mengatakan, data awal yang diperoleh para surveyorsangat menentukan berhasil tidaknya program pemberdayaan ekonomi, karena dengan temuan data real di lapangan, diharapkan pemerintah kota Surabaya bisa memberikan motivasi dan pelatihan pemberdayaan yang sesuai dengan kemampuan masyarakat sasaran.

“ Salah satu persoalan faktor yang menyebabkan permasalahan kemiskinan adalah motivasi yang masih rendah untuk maju. Beberapa dari mereka (baca :para perempuan sasaran program) terkadang memiliki banyak alasan untuk menolak diajak untuk berubah ke arah yang lebih baik, karena memiliki karakter apatis dan malas,”tutur Manis Indah. “ Maka, menghadapi tipe masyarakat yang seperti ini, surveyor harus gigih, tidak boleh putus asa. Lakukan komunikasi yang baik agar data yang diperlukan bisa diperoleh, dan mereka  mau dan semangat mengikuti program pemberdayaan ekonomi ini ,“ tambah wanita lulusan IPB tersebut tersebut dengan penuh tekanan.

Beberapa tahapan pekerjaan yang dilaksanakan dalamfasilitasi dan pendampingan inkubasi Usaha Mandiri (IUM) antara lain;rekruitmen dan pembekalan tim survei, sosialisasi program inkubasi Usaha Mandiri (IUM), pelatihan dan penguatan motivasi dan perubahan mindsite kepengusahaan dasar dengan materi siklus usaha dasar, membuat keputusan financial, mengeloah cash flow, pembukuan dasar dan mengola resiko.  Selain itu, diberikan pula pelatihan dan penguatan motivasi dan perubahan mindsite kepengusahaan dasar. Pelatihan dalam program inkubasi Usaha Mandiri (IUM) sangat penting karena di dalamnya juga diberikan materi permintaan dan penawaran di Pasar, cara memasang harga produk, pembukuan lanjutan, teknik penjualan dan seni negosiasi dan kualitas persaingan.

Pada akhir kegiatan, peserta fasilitasi dan pendampingan inkubasi Usaha Mandiri (IUM) diharapkan dapat bergabung membentuk kelompok kelompok dalam usaha. Tentu dengan dengan harapan kedepan, para perempuan wilayah pesisir sudah memiliki skill dibidang usaha untuk memajukan taraf hidup ekonomi keluarga.