Artikel

Adaptasi Era Pandemi, Mahasiswa UMSurabaya Ciptakan Tempat Sampah Pintar

  • Di Publikasikan Pada: 01 Sep 2021
  • Oleh: Admin

Kelompok mahasiswa yang tergabung dalam KKN BTV (Back to village) Sukolilo Universitas Muhammadiyah Surabaya ciptakan tempat sampah pintar. Dikatakan pintar karena tempat sampah ini memanfaatkan sensor ultrasonik.

Menurut ketua kelompok KKN BTV Sukolilo, sistem sensor yang ada pada tempat sampah tersebut berfungsi sebagai pendeteksi orang yang akan membuang sampah, sehingga tempat sampah akan terbuka sendiri. Alat ini dibuat satu set tempat sampah yaitu organik dan anorganik, sehingga masyarakat tahu dimana akan membuang sampah berdasarkan jenis sampahnya.  

"Pada awalnya kami merasa kesulitan untuk membuat alat ini, namun setelah beberapa kali percobaan akhirnya produk ini selesai sesuai dengan harapan. Sistem kerjanya ketika berselang waktu 10 detik, tong sampah ini akan menutup sendiri. Jarak tangan dengan sensor maksimal hanya satu meter.  Jarak bisa lebih dekat dari itu, namun harus menggunakan sensor yang kualitasnya lebih bagus lagi" lanjutnya.

Dede Nasrullah, Kepala LPPM UMSurabaya mengaku bahwa produk ini sangat  menarik. Adanya  inovasi dari mahasiswa KKN ini mampu memancing ketertarikan anak untuk rajin membuang sampah pada tempatnya. Sebab, membuang sampah akan terasa seperti bermain.

“Masa pandemi seperti ini dibutuhkan inovasi alat yang menggunakan sistem otomatis, dengan adanya tempat sampah berbasis sensor ultrasonik ini sangat bermanfaat untuk mengurangi penyebaran virus, karena masyarakat tanpa perlu menyentuh tempat sampah itu” tuturnya.

Lebih lanjut lagi pada saat pameran produk inovasi KKN yang diselenggarakan dihalaman Gedung At Tauhid Tower (30/08/2021), Dede berterimakasih kepada dosen pembimbing lapangang yang juga berkontribusi dan memberikan masukan kepada mahasiswa. Dede pun berharap agar kedepanya produk ini dapat dikembangkan lagi sehingga menghasilkan produk yang lebih bagus.

“KKN kembali ke desa atau Back to Village merupakan kesempatan bagi mahasiswa membangun desa dengan inovasi, dengan kondisi pandemi ini merupakan sebuah tantangan untuk mahasiswa agar tetap berkontribusi di daerah masing-masing” pungkasnya.